Tuesday, January 23, 2018

Strategi Menulis di Media “Start Writing Now”!

Tidak dipungkiri dari kegiatan tulis-menulis maupun menjalani profesi sebagai penulis selain mendapat keuntungan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan dikenal oleh khalayak, juga memperoleh keuntungan secara finansial. Tidak sedikit baik pengarang maupun penulis di Indonesia yang memperoleh keuntungan secara finansial dari menulis, tentu saja hal itu akan terwujud jika seseorang benar-benar menjalankannya secara profesional.

Kegiatan menulis tidak hanya menyoal menulis buku saja yang diterbitkan oleh penerbit baik penerbit mayor maupun penerbit indie. Melainkan menulis di media massa seperti koran dan majalah.
Rahardi dalam bukunya yang berjudul “Opini dan Kolom di Media Massa” menjelaskan 7 hal sebagai strategi untuk menulis di media, sebagai berikut:
1.        Motivasi: Hal Pertama yang Harus Ada
Hal yang paling penting dalam tulis-menulis khususnya menulis artikel untuk media massa adalah kuatnya motivasi untuk menulis. Oleh karena itu, motivasi menulis itu harus terus ditumbuhkan, dikembangkan, dipelihara, diperkuat supaya bagi mereka yang masih pemula akan terus berusaha menulis dan terus tetap menulis bagi yang sudah biasa menulis atau bahkan yang sudah menjadi penulis.
Ketika seseorang membiasakan diri menulis di media massa karena motivasi internal atau intrinsik hampir dapat dipastikan bahwa intuisi kepenulisannya akan terbangun dengan lebih baik.
Pada akhirnya harus ditegaskan di sini bahwa adanya motivasi yang benar-benar kuat  di dalam diri penulis adalah sebuah keharusan untuk dapat menciptakan karya tulis. Terlebih lagi untuk menulis di media massa yang tidak memiliki kejelasan parameter dari media yang bersangkutan untuk menerima atau menolak sebuah artikel, hampir dipastikan akan membuat upaya untuk menulis di media akan segera kandas di tengah jalan jika motivasi menulis tidak benar-benar dibangun dengan kuat dan kokoh.
2.        Kembangkan dan Pelihara Talenta Menulis
Bakat atau talenta itu benar-benar hanya merupakan syarat yang perlu, sama sekali tidak dapat dianggap cukup. Untuk menjadi benar-benar “cukup” talenta haruslah ditumbuhkan, dipelihara dan terus dikembangkan menjadi besar. Practice make perfect demikian pepatah bilang, dan dengan latihan yang dijalankan secara tekun dan terus-menerus seseorang benar-benar akan menjadi “bisa”.
3.        Penulis Kerdil: Penulis yang Kurang Banyak Membaca
Kalau apa yang anda serap dari membaca itu banyak, pasti akan banyak pula hal yang dapat disampaikan lewat tulisan-tulisan anda, termasuk juga tulisan anda di media massa. Jika disimpulkan menjadi pepatah yaitu You are what you eat, you are what write”.
“There is no writing without reading” menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Orang yang menulis tanpa banyak membaca bisa saja menjadi penulis, tetapi penulis yang kerdil. Orang yang banyak membaca tapi tidak pernah menulis tentu tidak akan pernah menjadi penulis dan ilmunya tidak akan bermanfaat bagi orang lain, Setiaji (dalam Rahardi, 2012).
4.        Jangan  Pernah Mengambinghitamkan Waktu!
Jadikan diri anda seorang penulis artikel di media massa yang dapat menghargai waktu. Jadikan diri anda sosok penulis yang pandai dan piawai mengatur dan menata waktu. Hanya orang yang tidak pintar  dan piawai mengatur dan menata waktu yang akan terus-menerus mengambinghitamkan waktu. Banyak berlatih untuk terus menata dan mengatur diri agar bisa memanajemen waktu.
5.        Kerja Ikhlas, Bukan Hanya Kerja Keras dan Cerdas
Bagi orang beriman bekerja dengan ikhlas justru akan mendapatkan imbalan yang jauh lebih banyak dari yang diharapkan. Bagi penulis, dia tidak akan pernah merasa kecewa jika misalnya saja hasil kerjanya dianggap gagal atau tidak diterima oleh redaksi media.
Penulis artikel di media massa sesungguhnya haruslah selalu berusaha untuk menerapkan ketiga prinsip dalam dalam bekerja, yakni bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. Dengan ketika prinsip itu dipastikan akan dapat berkarya untuk mendapatkan banyak karya dan akan mampu bertahan untuk senantiasa menulis, bahkan ketika berpuluh-puluh kali tulisannya tidak diterima oleh media.
6.        Menulis Tidaklah Mudah, Diperlukan Ketekunan dan Perjuangan
Tidak diterimanya tulisan anda bukan hanya karena factor kualitas tulisan, melainkan tema atau fokus-fokus yang ditempatkan oleh media tidak tepat atau tidak sesuai dengan tulisan anda. Hanya dengan berbekal ketekunan dan perjuangan, anda akan dapat menjadi orang yang benar-benar piawai dalam merangkai kata-kata untuk menciptakan tulisan di media massa.
7.        Pegang Prinsip ini: “Ojo Ngagak-agaki” alias “Start Writing Now”
“Ojo Ngagak-agaki” artinya “jangan hanya menakut-nakuti dengan senjata, tapi tidak pernah mengenakannya” seperti orang mau berperang maka segeralah gunakan senjatanya. Begitu halnya dengan menulis, mulailah menulis sekarang jangan pernah menundanya karena menunda sama dengan menumpukkan pekerjaan.
Seorang penulis di media massa harus memiliki sikap pantang menunda pekerjaan apalagi jika dikaitkan dengan deadline journalism yang benar-benar mengukur kepiawaian anda dalam melaksanakan tugas-tugas jurnalistik.

Demikianlah 7 strategi menulis di media massa, ingat! Mulailah sekarang dan jangan menunda karena akan menjadikannya sebatas angan bahkan masalah karena anda telah menunda dan membuat pekerjaan menumpuk. Jadi, tidak hanya sekedar wacana atau ekspektasi mulailah bergerak dari apa yang anda bisa.

Referensi
Rahardi, Kunjana. 2012. Menulis Artikel Opini dan Kolom di Media Massa. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sumber Foto update/http:/blogromeltea.blogspot.co.id/2016/02/jurnalistik-online-era-baru-komunikasi.html

No comments:

Post a Comment

Ordinary

7 Cara untuk Ibu Hindari Stunting: Penderita Stunting Indonesia 35,6% Melebihi Batas Maksimal

Hati-hati pada stunting terutama pasangan muda! Beberapa hal yang sederhana namun sangat penting dan berpengaruh acapkali diabaik...