Monday, February 27, 2017

Dilema Kulminasi Mahasiswa Tingkat Akhir?

sumber: http://pgsd-tasikmalaya.upi.edu/
Berikut ini artikel saya mengenai mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk-sibuk dan dilemanya menyusun tugas akhir dengan sejuta halangan yang menguji dan mencoba.


artikel ini telah di publikasikasikan di laman resmi Prodi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.




Dilema Kulminasi Mahasiswa Tingkat Akhir?


Semester 7 adalah gerbang menuju titik kulminasi mahasiswa tingkat akhir. Satu per satu mulai membayangi tentang hiruk pikuknya kesibukan sebagai mahasiwa tingkat akhir. Tugas akhir? Stop! Berhenti bertanya. Jangan lanjutkan. Seolah seperti momok yang menakutkan, rasanya telinga menjadi lebih sensitif ketika disinggahi petanyaan “sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir ya?” atau “bagaimana rencana tugas akhirnya?”.



Apalagi bagi mahasiswa yang notabene-nya aktif menggunakan media sosial terutama internet. Tengok timeline BBM atau Instagram ada yang memposting tentang mahasiswa tingkat akhir dan segala kesibukannya pun dengan perjuangan menyelesaikan tugas akhir sarjana, bawaannya menjadi “baper” (baca: bawa perasaan). Alhasil menjadi triple ekstra sensisitif.



Responsif Dilema Mahasiswa

Sebagian mahasiswa yang menyandang status sebagai mahasiswa tingkat akhir mulai mengencangkan ikatan dengan mempersiapkan berbagai hal. Seperti menyiapkan rencana penelitian tentang tugas akhir, mulai memikirkan apa yang akan menjadi masalah atau subjek penelitian, atau sekedar “kepo” dengan bertanya-tanya bagaimana prosedural kepada bagian akademik atau prodi maupun bertanya-tanya kepada kakak tingkat yang sudah lulus melalui akun sosial.


Sedangkan bagi sebagian lagi, ada yang masih bersikap acuh tak acuh dan memilih tutup telinga atau menghindar ketika ditanya tentang status sebagai mahasiswa akhir dan rencana tugas akhir. Pokoknya “gimana nanti saja”. Sebaiknya hal ini harus dihindari dan jangan ditiru. Mulailah berpikir “nanti bagaimana?” bukan sebaliknya seperti pilihan pada umumnya “gimana nanti saja”.



Mulailah Eksekusi

Sedikit demi sedikit lakukan eksekusi untuk setiap mimpi dan masa depan. Sebagai mahasiswa tingkat akhir mau tidak mau, siap tidak siap tentu pasti akan menjalaninya. Jangan sampai anda hanya “melewatinya” saja, melainkan “menjalaninya” mengapa? Karena dalam menjalaninya anda tidak hanya menghadapinya dan melewatkan secara cuma, ada dan banyak pelajaran terbaik yang diperoleh.


Mulailah dari hal-hal kecil, seperti pola atau kebiasaan menjadi kebiasaan yang sehat, baik, bermanfaat dan menjanjikan. Biasakan untuk tidur tidak melewati larut malam dan terbangun di sepertiga malam atau sebelum subuh menjelang. Kesehatan tak kalah penting, jagalah pola hidup sehat. Karena tanpa badan yang sehat tidak akan tercipta akal dan pikiran yang digunakan secara jernih atau untuk sekedar berpikir.



Mahar Tugas Akhir Sarjana

Mulai rapihkan file-file di komputer dan buat folder baru dengan judul “Mahakarya tugas akhir” atau yang lebih spektakuler “Mahar tugas akhir sarjana”. Pertama azzam, niatkan yang benar kemudian buatlah target capaianmu. Ambil kertas atau klik stiky note di komputer dan mulailah menulis list progress capaianmu. Sedikit demi sedikit tidak akan ada yang sia-sia biarpun “pasti” akan menemui kegagalan demi kegagalan, tapi jangan takut!


Jangan takut karena anda bukan sedang memutuskan keputusan terbesar dalam hidupmu untuk menikah misalnya. Anda hanya sedang mulai masuk dan menjalani dilema dan romantika sebagai mahasiswa tingkat akhir. Yang tercepat menyelesaikan studi akhirnya bukan berarti kualitasnya buruk pun bagi yang terlambat menyelesaikan tugas akhirnya bukan berarti buruk pula. Hindari mindset seperti itu dan berhenti berpikir underestimate. Namun, tentu saja menyelesaikan tugas akhir dengan kualitas terbaik dalam waktu yang cepat itu lebih baik dan harus diperhitungkan.



Harga yang harus Anda Bayar

Karena kebaikan tidak baik untuk ditunda, segerakanlah dan untuk hasil yang optimal ada harga yang harus anda bayar untuk itu. Hasil yang optimal dan kualitas terbaik tentu tidak diperoleh dengan percuma,ingat selalu "ada perjuangan yang tidak sedikit, ada peluh dan mimpi yang bertaruh, ada hal yang lebih tidak menyenangkan dari kepahitan saat mencapainya. Anda harus siap membayar sebesar mimpi yang anda targetkan, yang anda inginkan".


Jangan pernah berpikir yang penting jadi “skripsi” dan kemudian selesai. Jangan pernah bangga karena anda hanya mendapat satu atau beberapa kali revisi saja. Jangan terlalu bahagia saat anda mendapatkan tanda tangan dosen dengan mudahnya. Karena anda baru saja kehilangan sebuah proses dari bagian mimpi masa depan anda.



Bersyukurlah jika anda mendapatkan banyak arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing, jangan mengeluh karena anda baru saja memulai proses penting, tentu dalam hal ini dibutuhkan kepekaan dan bagaimana menyerap serta memfilter apa-apa saja yang telah diarahkan kepada anda, sekali lagi jangan sampai mengeluh! Ini proses penting yang terlalu mahal untuk dilewatkan.



Tidak salah jika seharusnya anda pun berpikir mengapa anda dengan mudah memperoleh tanda tangan atau persetujuan dari dosen, pertama “skripsimu terlalu biasa atau biasa saja” dan kedua “usahamu kurang dalam membangun chemistry”. Jangan sampai anda asal jadi membuat skripsi yang penting jadi dan lulus memperoleh gelar sarjana tapi realitanya “nol”. Melalui skripsi yang sedang anda capai, apa yang ingin anda sampaikan? Apa yang ingin anda tunjukkan? Apa yang berbeda dari skripsi anda? Ekspresikan, dan buat terus capaiannya.



Ordinary

7 Cara untuk Ibu Hindari Stunting: Penderita Stunting Indonesia 35,6% Melebihi Batas Maksimal

Hati-hati pada stunting terutama pasangan muda! Beberapa hal yang sederhana namun sangat penting dan berpengaruh acapkali diabaik...