Monday, November 05, 2018

7 Cara untuk Ibu Hindari Stunting: Penderita Stunting Indonesia 35,6% Melebihi Batas Maksimal



Hati-hati pada stunting terutama pasangan muda!

Beberapa hal yang sederhana namun sangat penting dan berpengaruh acapkali diabaikan oleh ibu dan ayah. Gejala Stunting (kekurangan gizi kronis) atau gangguan pertumbuhan baik fisik maupun otak dimulai sejak janin berada dalam kandungan. Pada masa kontrol kehamilan biasanya ibu akan diberikan sejumlah vitamin, dan faktanya tidak sedikit ibu yang mengabaikan untuk mengkonsumsinya.


Secara tidak langsung sikap tersebut menunjukkan perilaku pengabaian yang mengakibatkan pola asuh yang buruk. Tidak sampai di sana, berlanjut pada #1000HariPertamaAnanda selepas kelahiran Pola Asuh yang diterapkan oleh ibu dan ayah sangat menentukan di #1000HariTerbaik pertama dalam kehidupan anak.Bayangkan betapa penting 1000 hari pertama yang sangat menentukan kehidupan anak selanjutnya, lalu apa tega ibu memberi peluang kepada anak menjadi bagian penderita stuntingkarena kelalaian?

Berikut ini 7 cara yang bisa dilakukan ibu untuk menghindari stunting pada anak:

1.    Menjaga Pola Asuh Dimulai dari Fase Kehamilan
Memulai pola asuh dapat ibu lakukan sejak memasuki fase kehamilan. Menjaga pola makan, memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi selama kehamilan dan mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter atau bidan adalah hal yang sangat penting untuk ibu menjaga janin dalam kandungan, perilaku tersebut mencerminkan pola asuh yang ibu tunjukkan untuk janin.
Selama fase kehamilan untuk menjaga perkembangan dan pertumbuhan janin, ibu jangan lupa untuk rutin berkonsultasi dan memeriksakan kandungan ke dokter ataupun bidan terlatih. Jangan lupa untuk sharing bersama ayah tentang berbagai informasi dan keluhan yang ibu rasakan, sehingga pola asuh yang dimulai saat fase kehamilan menjadi keberhasilan bersama.

2.    Singkirkan Ego dan Berupaya Konsisten dengan Pola Asuh
Selama melakukan pola asuh ketika fase kehamilan, tidak dipungkiri banyak ibu yang sering melanggar aturan ataupun mengabaikan nasihat orang tua dan dokter. Sebetulnya tidak perlu over protective menghindari berbagai makanan atau kebiasaan yang dapat membahayakan janin.

Mengurangi kebiasaan terhadap junk food, minum vitamin yang diberikan dokter, jaga pola tidur dan hindari stress. Ingat! Ibu tidak boleh malas periksakan kandungan ke dokter karena ego dan kenyamanan, cobalah untuk konsisten dengan perilaku pola asuh yang baik.
Sayangnya, banyak sekali ibu yang mengabaikan untuk meminum vitamin dan menjaga pola hidup sehat secara teratur. Pikirkanlah, semua itu tidak hanya untuk kebaikan dan keselamatan  ibu, melainkan janin yang ada dalam kandungan.

3.    Sejak Lahir Berikan Anak Rangsangan Psikososial
Memberikan rangsangan psikososial pada bayi sangat baik, karena akan mempengaruhi emosi dan perasaan bayi yang berubah-ubah. Keaktifan ibu memberi rangsangan psikososial menstimulus perkembangan anak.
Memberikan rangsangan psikososial bisa dilakukan oleh ibu dan ayah atau anggota keluarga dengan berinteraksi kepada bayi atau anak. Ibu sebaiknya aktif melakukan berbagai macam kontak kepada bayi atau anak. Seperti mengajaknya berbicara atau membacakannya buku sambil memperlihatkan gambarnya.

Sejalan dengan itu mengenai Perkembangan Sosial Bayi, Neni, dkk. Mengemukakan bahwa Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial.

4.    Manfaatkan Pelayanan Kesehatan seperti Posyandu
Selama masa pertumbuhan dan untuk perkembangan anak salah satu perilaku pola asuh yang tepat dan seharusnya dilakukan ibu adalah membawa bayi atau anak ke Posyandu (Pos pelayanan terpadu).
Dengan rutinnya ibu membawa ke Posyandu, ibu menjadi lebih banyak mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui Posyandu, ibu juga bisa lebih banyak bertukar informasi tentang kesehatan atau keluhan yang mungkin sedang dialami sehingga menemukan solusi.

5.    Jangan Lupa Imunisasi! Bila Perlu Buat Alarm di Ponsel
Imunisasi sangat penting sekali untuk bayi dan batita, tapi banyak juga yang lupa. Ada yang lupa karena terlalu sibuk dengan urusannya, ada juga yang lupa tanggalnya karena kurang cermat. Bahaya sekali jika agenda imunisasi terlupakan karena kelalaian orang tua.

Menghindari penyakit lupa ibu dapat mensiasatinya dengan memasang agenda dan alarm pada ponsel ibu. Sehingga ibu dapat pergi imunisasi tepat pada waktunya. Hal ini sangat berguna dalam menjaga pola asuh ibu terhadap kesehatan dan keselamatan anak. Secara tidak langsung perlu diingat, keselamatan anak bergantung di tangan ibu.

6.    Ikuti Penyuluhan Kesehatan dan Pekan Konseling
Banyak sekali manfaat mengikuti program penyuluhan dan pekan konseling atau seminar-seminar kesehatan lainnya. Terkadang munculnya penyakit dan gejalanya dimulai dari ketidak tahuan ayah dan ibu.

Terlebih bagi pasangan muda, sangat perlu wawasan dalam mempersiapkan dan merawat pertumbuhan serta perkembangan anak. Sikap ego mengabaikan nasihat orang tua bukan hal yang lumrah, setelah terjadi biasanya barulah percaya. Terbentuknya pola asuh yang baik diperlukan konsistensi ibu, kerjasama keluarga dan kemauan untuk belajar.

Pemerintah pun sering menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dan pekan konseling. Sebaiknya ibu ikut aktif berkontribusi dan memanfaatkan kesempatan tersebut.

7.    Ketahuilah Macam-macam Penyakit yang Bisa Menyerang Pertahanan Tubuh Anak
Sebagai seorang ibu tentu banyak ketakutan dan kekhawatiran jika seandainya terjadi sesuatu pada anak. Karena itu dengan mengikuti penyuluhan dan pekan konseling, ibu menjadi tahu lebih banyak hal. Termasuk berbagai macam penyakit, salah satunya stunting.

Jika ibu mengetahui berbagai macam penyakit yang dapat menyerang bahkan merusak pertahanan tubuh anak, ibu dapat melakukan berbagai cara pencegahan. Selaras dengan istilah sedia payung sebelum hujan. Pikirkan dengan baik, walau bagaimanapun mencegah itu lebih baik daripada mengobati.



Demikian 7 cara yang bisa ibu lakukan untuk menghindari #Stunting  pada anak. Masa keemasan anak dimulai sejak #1000HariPertamaAnanda dan 1000 hari kehidupan pertama ini yang terdiri dari fase kehamilan, yaitu 270 hari dan usia 2 tahun, yaitu 730 hari sangat menentukan kehidupan anak selanjutnya.

Stunting dapat menghambat pertumbuhan anak bahkan lebih parah lagi, merusak perkembangan otak. Peran ibu sangat vital terhadap #1000HariTerbaik anak, semua itu dimulai dari kesadaran dan kemauan.

Dilansir dari Republika.co.id bahwa WHO menetapkan batas toleransi stunting (bertubuh pendek) maksimal 20 persen atau seperlima dari jumlah keseluruhan balita. Sementara, di Indonesia tercatat 7,8 juta dari 23 juta balita adalah penderita stunting atau sekitar 35,6 persen. Sebanyak 18,5 persen kategori sangat pendek dan 17,1 persen kategori pendek. Ini juga yang mengakibatkan WHO menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan status gizi buruk.

Penderita stunting di Indonesia yang mencapai 35,6 persen melebihi batas maksimal, ini menjadi cermin untuk kita mencegah sejak dini. Jangan sampai stunting menghambat kreativitas dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi masa depannya. (Annisa Anita Dewi)


















Rujukan


http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/07/perkembangan-psikososial.html

6 comments:

  1. Assalamu'alaikum ...
    Maa syaa Allah ...sya suka dengan karya tulis ini bu .... Trima ksih infonya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. waalaikumsalam...
      Alhamdulillah alakullihal...semoga bermanfaat ilmu yang setitik ini ^^

      Delete
  2. Insyaallah informasinya sangat bermanfaat... Terima kasih tulisannya menjadi alarm untuk bersiap dan waspada

    ReplyDelete
    Replies
    1. waiyyaki, jazakillah khairan katsir... jangan lupa di aplikasikan ya...

      Delete
  3. Alhamdulillah, ilmunya menjadi bekal jika nanti sudah dan siap menjadi ibu...
    terima kasih...

    ReplyDelete

Ordinary

7 Cara untuk Ibu Hindari Stunting: Penderita Stunting Indonesia 35,6% Melebihi Batas Maksimal

Hati-hati pada stunting terutama pasangan muda! Beberapa hal yang sederhana namun sangat penting dan berpengaruh acapkali diabaik...